Manusia dan kegelsahan, berarti
berkaitan erat dengan diri pribadi manusia tersebut sehingga mengapa dia
menjadi gelisah. Hal tersebut dicontohkan dengan seorang siswa S.M.U yang
merasa takut dan gelisah ketika duduk bersebelahan dalam bus kota dengan
seorang laki-laki berwajah sangar, berjerawat dan berambut gondrong serta
memakai anting sebelah dan berpakaian lusuh dan tidak rapi. Dalam hal ini dia
merasa gelisah karena tidak memahami status asli dari laki-laki tersebut apakah
dia orang baik atau orang jahat.
Dalam masyarakat modern sendiri, individu sering
mengalami kegelisahan atau yang sering juga disebut dengan stress dimana hal
tersebut bisa saja terjadi bila individu merasa kekurangan dari segi materi dan
selalu merasa gelisah dan berprasangka jangan-jangan materi tersebut sudah
diambil oleh orang lain dan selalu merasa kekurangan.
Untuk mengatasi kegelisahan diperlukan nilai-nilai
agama seperti bersikap Qana’ah (berpikir positif) sehingga
ketidaktenangan dan ketidaksabaran alias kecemasannya dapat dikurangi dengan
berdo’a kepadaTuhan serta berusaha keras untuk mengatasi hal yang membuatnya
menjadi gelisah.
Keterasingan bisa jadi merupakan perilaku Sosiopatik
yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak
bisa hidup sendiri. Alienasi/keterasingan atau pengasingan diri bisa jadi
dikarenakan dalam proses berdaptasinya terhadap situasi (retreatism)
seseorang tersebut menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara-cara
pencapaian tujuan itu dan menimbulkan sikap apatis. Hal tersebut dicontohkan
oleh seorang ayah yang tidak mau menerima kesulitan dalam keluarganya sehingga
menenangkan diri dengan minum-minum hingga mabuk dimana hal ini abnormal dan
perilakunya tadi jelas-jelas melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai kepala
kelurga. Selain itu perlu juga dilihat apakah seseorang itu mengalami
keterasingan karena menurutnya masyarakat dimana ia berada sudah mengalami anomie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar